Choice hurt my self.
Di hidup gue gaada yg namanya cuma milih satu pilihan, apalagi dalam sebuah problematika hidup. gue dari kecil sudah d force untuk memilih daripada di pilih. harus memikirkan 'Ya' Atau 'Tidak'. gue d haruskan banget memikirkan itu kalo tidak mungkin bakal jadi sesuatu yg tidak di inginkan.
Hidup gue terasa d kekang, because gue gabisa ngelakuin apa yg gue suka, selalu banyak problematika d setiap apa yg gue mau. dengan problematika yg semakin kesini semakin ada di sisi lain gue kadang menerima kadang enggak. karena gue lelah untuk menghadapi semua dengan masalah yang nggak kunjung kelar.
Akhirnya gue lebih memilih kata 'Ya' dan diam d setiap masalah. hahaha lagian untuk gue melawan tetap saja salah, karena mungkin gue ada di point :
1. Masih muda
2. Masih anak kuliahan
3.belum berumur /pengalaman.
mungkin karena hal tersebut gue masih selalu d anggap salah dalam bertindak. padahal seberapapun muda usia gue, masihpun gue anak baru kemaren ttep aja gue pasti berfikir sebelum bertindak. tapi entah kenapa setiap gue berargumen selalu saja di tolak. dan di cap gue 'TETAP SALAH'
" TAU APA KAMU ANAK BARU KEMAREN"
" NGELAWAN AJA".
" ANAK HARUS NURUT SAMA ORANG TUA, PILIHAN ORANG TUA TERBAIK"
" KAMU KESINI KUDU GINI KUDU GITU"
"KAMU JANGAN KAYA DIA, JANGAN BLABLABLA"
"JANGAN BEGINI JANGAN BEGITU"
WHAATTTTT?!!
Jadi, anak seusia gue belum boleh melawan belum boleh melawan belum boleh berargumen karena percuma tak akan d dengar. padahal darisitu ternilai seberasa dewasa seseorang dari argumen dan perkataannya.
semakin kasar makan semakin terlihat tak patut d lihat apalagi d contoh.
di point ini bahkan menurut gue orang tua gue itu gak kenal sama anaknya sendiri. bagaimana mungkin mereka tau isi hati kita sedangkan kalo kita bilang selalu saja salah blablabla padahal mereka nanya tp setelah d jawab hasilnya nihil.
Di setiap masalah selalu ngajarin gue buat jangan pernah cape dapat masalah karena kalo gue cape sama aja gue minta berenti hidup. karena realitanya kita mengasah diri kita dengan berbagai masalah yang menghampiri.
Hidup gue terasa d kekang, because gue gabisa ngelakuin apa yg gue suka, selalu banyak problematika d setiap apa yg gue mau. dengan problematika yg semakin kesini semakin ada di sisi lain gue kadang menerima kadang enggak. karena gue lelah untuk menghadapi semua dengan masalah yang nggak kunjung kelar.
Akhirnya gue lebih memilih kata 'Ya' dan diam d setiap masalah. hahaha lagian untuk gue melawan tetap saja salah, karena mungkin gue ada di point :
1. Masih muda
2. Masih anak kuliahan
3.belum berumur /pengalaman.
mungkin karena hal tersebut gue masih selalu d anggap salah dalam bertindak. padahal seberapapun muda usia gue, masihpun gue anak baru kemaren ttep aja gue pasti berfikir sebelum bertindak. tapi entah kenapa setiap gue berargumen selalu saja di tolak. dan di cap gue 'TETAP SALAH'
" TAU APA KAMU ANAK BARU KEMAREN"
" NGELAWAN AJA".
" ANAK HARUS NURUT SAMA ORANG TUA, PILIHAN ORANG TUA TERBAIK"
" KAMU KESINI KUDU GINI KUDU GITU"
"KAMU JANGAN KAYA DIA, JANGAN BLABLABLA"
"JANGAN BEGINI JANGAN BEGITU"
WHAATTTTT?!!
Jadi, anak seusia gue belum boleh melawan belum boleh melawan belum boleh berargumen karena percuma tak akan d dengar. padahal darisitu ternilai seberasa dewasa seseorang dari argumen dan perkataannya.
semakin kasar makan semakin terlihat tak patut d lihat apalagi d contoh.
di point ini bahkan menurut gue orang tua gue itu gak kenal sama anaknya sendiri. bagaimana mungkin mereka tau isi hati kita sedangkan kalo kita bilang selalu saja salah blablabla padahal mereka nanya tp setelah d jawab hasilnya nihil.
Di setiap masalah selalu ngajarin gue buat jangan pernah cape dapat masalah karena kalo gue cape sama aja gue minta berenti hidup. karena realitanya kita mengasah diri kita dengan berbagai masalah yang menghampiri.
Komentar
Posting Komentar