Selasa, 21 April 2020

Kartini Masa Kini

Selamat hari kartini 21 April 2020. selamat hari kartini perempuan indonesia.Jasa ibu Kartini yang tidak akan terlupakan dan berkatnya lah kita bisa menuai pendidikan,kita bisa mengangkat derajat kita sebagai wanita semua itu karena beliau.
Dari semangat beliau lah kita belajar bagaimana cara mempertahankan kedudukan wanita agar tidak jatuh dan tidak rapuh,agar tetap bisa berpendidikan dan menjadi wanita indonesia yang cerdas.meskipun sekarang era digital  benar benar mengendarai semua perihal pendidikan,tapi itu tidak menjadi hambatan untuk tidak melupakan jasa beliau dan kita juga sebagai perempuan indonesia harus menjaga amanah dan menjaga hasil perjuangan dari beliau,yaaaa meskipun kadang ada sedikit sedikit yang menghampiri rasa malas dsb,hehehe.

Dikutip dari sejarah yang gue baca, beliau dulu itu ketika berusia 12 Tahun ia sudah bisa berbagai bahasa , beliau sudah sangat cerdas semenjak kecil,namun beliau harus bergi ke Negara belanda karena ia sudah ada yang meminang.Selama disana ia tidak pernah berenti terus belajar,mengingat perempuan pribumi yang jarang sekali mendapatkan pendidikan yang layak,ia juga sering menulis surat kepada sahabatnya/menulis buku dan tak pernah berhenti untuk belajar. Dan ketika beliau wafat di temukanlah surat surat yang semuanya adalah isi pemikiranya.

Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada perkenalan dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.
Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup. Kartini sangat mencintai sang ayah, namun ternyata cinta kasih terhadap sang ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam mewujudkan cita-cita. Sang ayah dalam surat juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk belajar menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.
Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi, terutama ke Eropa, memang terungkap dalam surat-suratnya. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut. Ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut akhirnya beralih ke Betawi saja setelah dinasihati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.
Pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niat untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi pun pupus. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap tidak berniat lagi karena ia sudah akan menikah. "...Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin..." Padahal saat itu pihak departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk belajar di Betawi.
Saat menjelang pernikahannya, terdapat perubahan penilaian Kartini soal adat Jawa. Ia menjadi lebih toleran. Ia menganggap pernikahan akan membawa keuntungan tersendiri dalam mewujudkan keinginan mendirikan sekolah bagi para perempuan bumiputra kala itu. Dalam surat-suratnya, Kartini menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya untuk mengembangkan ukiran Jepara dan sekolah bagi perempuan bumiputra saja, tetapi juga disebutkan agar Kartini dapat menulis sebuah buku.
Perubahan pemikiran Kartini ini menyiratkan bahwa dia sudah lebih menanggalkan egonya dan menjadi manusia yang mengutamakan transendensi, bahwa ketika Kartini hampir mendapatkan impiannya untuk bersekolah di Betawi, dia lebih memilih berkorban untuk mengikuti prinsip patriarki yang selama ini ditentangnya, yakni menikah dengan Adipati Rembang.


 Itu secuil sejarah tentang beliau, dari beliau lah mimpi wanita indonesia terbit.

Ngomong ngomong bicara soal Ibu kartini,kita juga bisa menjadi kartini masa kini,apalagi sekarang itu jaman lebih canggih dari pada jaman dulu,era digital yang sangat bisa di manfaatkan karena semua jawaban bisa di cari,tinggal "klik"/"ketik" muncul deh,tinggal dari diri kita nya yang harus mau berusaha menjadi generasi cerdas.karena konon katanya kecerdasan wanita itu nanti bakal turun temurun ke " anak" jadi kepintara seorang anak itu gen nya dari seorang ibu yang cerdas juga, ada juga pengertian ilmiahnya yang mungkin bakal masuk akal kalo kalian ngerti.Nih gw punya salah satu referensi nya :  

https://lifestyle.okezone.com/read/2019/03/19/196/2032187/tahukah-anda-ternyata-kecerdasan-anak-diturunkan-dari-ibu

Dan ternyata memang dari beberapa referensi pun seperti itu,bahwa kecerdasan seorang anak di turunkan dari seorang ibu. tapi dengan akhlak dan sifat yang baik pula,karena ibu yang cerdas pasti mendidiknya dengan cerdas dan menghasilkan anaknya yang demikian cerdas pula.

Gue pribadi memang tidak secerdas beliau dan setegar beliau,namun gue juga sedang menuju dan tetap berusaha menjadi perempuan yang cerdas,baik dan mempunyai akhlak yang baik pula.

Terkadang di jaman era digital ini di gunakan dengan hal yang tidak baik,di gunakan hal yang tidak senonoh. entah itu penipuan,atau iming iming pembunuhan,penjualan anak atau hal lainnya yang lebih parah. Memang tidak semua bisa di ubah dan di arahkan. Tapi jangan sampai kita menjadi salah satu di antara mereka yang menyiakan kesempatan di masa muda dan tidak menghargai perjuangan kartini.terkadang sedih memang kalo melihat semua itu,jika mereka benar benar paham bagaimana penyesalan mungkin merek tidak akan melakukan itu.

intinya buat diri gue dan kalian jangan pernah sia sia kan diri kalian,kediupan kalian dan apapun yang hadir. Manfaatkan,gunakan sebaik mungkin karna kita meskipun perempuan yang di notabene kan " Harus Dilindungi" tapi kita juga sebagai perempuan wajib mempunyai tameng untuk perlindungan diri sendiri,harus cerdas,pintar dan berakhlak budi yang baik. yuk semangat. jangan menyerah di kala sedang sulit pun karena seperti kutipannya"  Habis Gelap Terbitlah Terang ".
- Emansipasi wanita


more quote from RA Kartini :










Rabu, 15 April 2020

P O D C A S T - KU



→Hallo guys just little information i have a podcast.


https://spoon.click/cast_840793
selamat mendengar, /random though a part of life/


laff u -bye.

Tentang Jati diri

semakin dewasa semakin banyak pemikiran yang dateng minta di pikirin dengan jelas begitu aja,kalian pernah gak sih ngerasain gak tetiba abis seneng tetiba sendu,ya. gue sangat sering begitu kali ini,padahal entah apa juga yang gue pikirin. Entah mungkin sesuatu yang bener bener menganjal menganggu di diri gue, gue sebenarnya sangat tidak suka "ke-tidak jelasan".

Tapi to be honestly gue bener bener sedang merasa gak jelas saat ini,apa karna di usia segini memang begini?atau karna gue belom jadi orang?haaaaah bingung terkadang,kadang gue bingung juga mau menceritakan kesiapa dan mereka juga toh gaakan mengerti apa yang gue rasakan.

Intinya gue itu mungkin sedang di sembur hidup pendewasaan,ya segala yang tidak jelas sangat menganggu dan semua nya serasa pengen gue selesain satu satu.kadang gue cape buat memikirkan semua ini kayak apa gtu dan kenapasih harus gini.

Kalo yang gue pelajari berdasarkan dari berbagai referensi ini adalah salah satu fase mencari " jati diri " yaa gue bener bener kaku kalo bahas jati diri. eh ternyata sekarang gue ada di fase ini.memang gak enak dan bener bener bikin gue pusing melilit tapi semua selalu ada hikmahnya dan alhamdulillah di setiap gue menghadapi masalah gue gak nyampe gila haha pedahal masalah gue berat berat dan mungkin gasemua orang bisa tahan.

kadang di saat ini gue tidak memikirkan orang yang gak menyukai gue,gak memikirkan meskipun terkadang terlintas nyelekit di hati,tapi mereka punya hak dan bebas akan berpendapat,dan gue gamau menjadi penghalang kebebasan orang lain. gue selalu mencantumkan ke diri gue agar selalu positif dan gapernah memikirkan ocehan orang lain karna toh gue gaperlu bagus dimata mereka yang hanya mengenal lewat kunyahan orang lain atau lewat kacamata orang lain,yang terpenting gue bagus di mata yang menciptakan gue.

gue sih udah kuat dengan ocehan yang menyakitkan yang di lontarkan orang tak bermoral lewat bahasa bijaknya yang padahal artinya mengkritik. gue udah terbiasa,karna semenjak kecil mula gue sudah terbiasa dengan kesedihan sadness life,tapi semua itu yang membuat gue kuat seakan akan gue terbiasa mendengar ocehan manusia manusia yang berkedok menasehati dengan apalah bahasanya itu.

Memang gue terdengarnya agak cuek atau agak dont care people says,but u know gue bukan ga care tapi gue menutupi semuanya dengan hal yang positif. Meskipun gue selalu mencoba berfikir positif and tryng to be better. tapi manusia itu gapunya rasa puas dan selalu aja ada ayang di kritik hahaha sebenernya itusih yang selalu menganggu di fase jati diri ini. " Menahan yang seharusnya tak di tahan dan mengkrangkeng dengan apa yang harusnya lepas".

Gue memang orangnya diem tapi bukan berarti gue hanya menyimak dengan mata tapi pikiran gue ikut nyimak. dan kadang hal yang paling menyakitkan itu adalah introspeksi tapi gue tidak menemukan apa masalah gue,gue kadang pusing juga sama pikiran gue dan pengennya melepas kayak burung terbang. tapi gue pikir lagi burung yang terbang dan bebas pun pernah di terkam oleh pemangsa,dan bertahan hidup dari pemangsa. ya 50:5. semua yang terjadi sudah tertulis di masa gue sebelum jadi janin,bayi,kemudian sekarang. 

Tapi setiap ujian hidup gue selalu mencoba untuk introspeksi dan meng-evaluasi diri sendiri. semogga gue kuat selalu ya ( hahah menyemangati sendiri )

Kamis, 09 April 2020

Menelan keminderan~

Halo blog,udah lama ya gue baru menimbrung lagiii...hahahaha pagi pagi gini sambil ngangetin makanan gue selingin sama nulis.

"Akhir - akhir " ini ada yang gue pikirin tentang diri gue ini,entah kenapa pas usia gue mau kepala dua ini banyak banget yang gue pikirin,bukan cuma tentang kehidupan tapi gue juga sampe mikirin " Body positivity " ya.

Sebetulnya kalo tentang body positivity itu dari dulu gue sering pikirin,gue maunya rehat dari pemikiran seperti itu dan gue maunya nerima diri gue dengan semestinya. karna banyak banget sepintas ocehan dari hati gue yang berasal dari ocehan netizen,jadi kayak pemikiran dalam benak :(
" Wid kok kamu biasa aja sih ?"
" wi kok kamu cuma bisa gini?"
"wi kok kamu gak kaya perempuan lain?"
" wi kok kamu gak feminim?"
             or
"Wiii kok kamu cuma diem dirumah?"
" wi kamu kenapa cuma gitu aja gak kaya dia yang blablablabla"
"wi kamu kalo tinggi bagus"
"wi kamu kalo misal pake ini pake itu bagus deh"
" wi kamu kayaknya bagusan kalo hijabnya dibuka"
"wi wi wiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii" banyak lagi ocehan yang gue denger saking terlalu banyak pengap gue buat maparinya.

"gue mencoba menelan semuanya "

guys,bukan gue gamau buat jadi yang kalian omongin,mungkin itu antara kalian mengkritik tappi berasumsikan nasehat yang padahal bikin hati orang sakit juga bahasanya,apalagi kan gue orangnya suka mikir.

pengen banget gue jadi apa yang kalian mau bahkan omongan kalian mungkin itu pertimbangan buat hidup gue,tapi kalo di pikir pikir apa semua semuaaaaaa perkataan,ocehan kalian harus gue turuti?sebenernya yang punya hidup siapa?yang punya diri ini siapa? kok gue harus dengerin ato lakuin semua yang lo pada omongin ya:( emang apa salah nya gue jadi gini?jadi diri gue. Ya memang gue gak jadi " perempuan yang cantik di jaman kini "
bukan itusih yang gue mau,kalo masalah cantik semua bisa di atur buat masalah fisik apalagi. tapi yang gue incer di jaman ini adalah gimana caranya biar gue "gak terbawa jaman" dimana semua serba mementingkan fisik doang,sedih banget hamba.

Gue cuma mau jadi perempuan yang selalu memikirikan kehidupan dengan menyeimbangkan sifat dan perilaku,bukan hanya fisik. jujur kalo masalah gitu gue bukan orang yang sangat mementingkan hal sepele yang di utamakan orang lain. itu makannya gue gak ikutan ini itu kalo ikutan pun gue gak yang bener bener semua rutinitas gue tertuju ke satu titik itu. entah mengapa gue kaya nya akan merasa rugi kalo gue berada di  titik itu.

gue gamasalah mau di cap hal hal aneh,bahkan ada yang bilang gue bakal jauh dari jodoh gue kalo gitu:(/what?!) tertawa gue dengernya. kalo masalah jodoh blabla gue udah serahin semua sama yang nyiptain gue karna semua yang hadir di hidup gue gak pernah gue sesali,gue syukuri karna semua ada hikmahnya tersendiri.gue dah gak aneh di cap hal weird, gak apa apa. toh nanti mungkin si doi bakal nerimain gue dengan adanya gue seperti ini,dan di saat gue bisa hal yang gak mereka bisa gue mau dadah dadah deh di monas:(.

Ayah selalu bilang bahwa gue" jangan ikut ikutan orang lain,orang lain sama kita tuh beda gak sama kamu ya kamu mereka ya mereka,karna kalo kita susah mereka belom tentu mau nolongin"

emang bener sih kalo gue pikir pikir gue gapernah lupain kata kata itu.gasemua harus di ikuti dan di lakuin.karna toh gue hidup buat gue bukan buat orang lain banyakin bersyukur Allhamdulillah barakallah. gue gapernah menyesal jadi "beda" di antara yang "sama".

kalopun nanti ada yang gak nerima dengan gue yang seperti ini ya gamasalah gue gak akan memaksa orang lain kaya orang lain maksa gue,biarin aja karna orang juga punya hak masing masing. Minder? hahah jujur pernah gue minder bahkan sekarang gue aja kadang sepintas bisa merasa minder,tapi gapernah lama cuma sekilas aja gue selalu bersyukur terus kalo lagi minder,sebisa mungkin gue gak ngasih makan keminderan gue cause that toxic.

Jadi,gue gak menyalahkan kalian yang pernah ngasih ocehan ke gue dengan berbagai bahasa kalbu kalian. gue berterimakasih karna kalian gue bisa mikir seperti ini dan bisa tetap nangguhin diri gue yang Allhamdulilah masih di satu haluan. hehe





Hello, im from 2025!

Long time no C every1  hello, aku widi dari tahun 2025. wkwk      Berawal dari iseng gue buka blog gue karena gue gabisa tidur, soalnya jam ...